Gunung Semeru Erupsi 4 Kali Hari Ini, Status Masih Waspada
satuhalaman.com – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali jadi sorotan setelah dalam sehari tercatat mengalami empat kali erupsi. Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini melontarkan abu vulkanik dengan ketinggian yang bervariasi dan masih berada dalam status Waspada (Level II). Informasi ini dirilis langsung oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui pos pengamatan Semeru di Lumajang.
Meski sudah berulang kali erupsi, PVMBG menegaskan bahwa status gunung tidak mengalami kenaikan. Namun, masyarakat tetap diminta meningkatkan kewaspadaan, terutama mereka yang berada di sekitar aliran sungai yang berhulu ke Semeru. Ancaman berupa guguran lava, awan panas, hingga lahar hujan bisa terjadi sewaktu-waktu.
Detail Aktivitas Erupsi Semeru Hari Ini
Berdasarkan laporan petugas pos pantau, Gunung Semeru mengalami empat kali erupsi dengan intensitas berbeda. Tinggi kolom abu terpantau mencapai ratusan meter di atas puncak, meski arah sebaran abu bervariasi karena faktor angin.
Dalam catatan PVMBG, erupsi pertama terjadi pagi hari, disusul letusan kedua menjelang siang. Dua erupsi lainnya berlangsung sore hingga menjelang malam. Masing-masing erupsi disertai dengan gemuruh lemah hingga sedang, menandakan adanya tekanan dari dalam tubuh gunung.
Fenomena ini bukan kali pertama terjadi. Semeru memang dikenal sebagai gunung api paling aktif di Jawa, dengan letusan yang bersifat eksplosif maupun efusif. Meski intensitasnya sedang, risiko tetap tinggi jika masyarakat berada terlalu dekat dengan zona berbahaya.
Status Waspada dan Imbauan PVMBG
PVMBG memastikan status Gunung Semeru masih berada di Level II (Waspada). Artinya, aktivitas vulkanik memang meningkat tetapi belum sampai pada fase yang memerlukan evakuasi massal. Meski begitu, sejumlah rekomendasi sudah dikeluarkan.
Masyarakat dilarang melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah Jonggring Seloko. Selain itu, jalur aliran lahar terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat dianggap rawan. Warga diminta menjauhi kawasan itu karena potensi guguran lava pijar maupun lahar hujan masih tinggi.
PVMBG juga meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing isu hoaks. Semua informasi resmi terkait aktivitas Semeru hanya bisa dipastikan melalui kanal pemerintah, baik BMKG maupun PVMBG.
Dampak Abu Vulkanik bagi Warga
Selain ancaman langsung berupa guguran material panas, abu vulkanik juga menjadi masalah bagi warga sekitar. Sejumlah desa di Lumajang dan Malang dilaporkan terkena hujan abu tipis, meski tidak sampai mengganggu aktivitas secara signifikan.
Hujan abu ini bisa berdampak pada kesehatan, terutama saluran pernapasan. Anak-anak, lansia, dan orang dengan riwayat penyakit paru-paru diminta untuk lebih waspada. Penggunaan masker, kacamata, hingga menutup sumber air bersih menjadi langkah praktis untuk mengurangi risiko.
Sektor pertanian pun tidak luput dari dampak. Daun tanaman yang terlapisi abu bisa terganggu proses fotosintesisnya. Petani diminta segera membersihkan lahan mereka agar produktivitas tidak turun.
Sejarah Aktivitas Gunung Semeru
Gunung Semeru bukan nama baru dalam daftar gunung api aktif di Indonesia. Dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut, Semeru dikenal memiliki erupsi hampir setiap hari dalam skala kecil hingga sedang.
Dalam dua dekade terakhir, beberapa erupsi besar sempat terjadi. Tahun 2021 menjadi salah satu yang paling diingat ketika awan panas guguran melanda dan menimbulkan korban jiwa serta kerusakan parah di wilayah Lumajang. Dari pengalaman itu, masyarakat kini lebih peka terhadap setiap peringatan PVMBG.
Meski sering erupsi, Gunung Semeru juga jadi ikon bagi para pendaki. Namun sejak peningkatan aktivitas belakangan ini, jalur pendakian ditutup untuk alasan keselamatan.
Tanggapan Pemerintah Daerah dan BPBD
Pemerintah Kabupaten Lumajang melalui BPBD segera menindaklanjuti laporan PVMBG. Mereka menyiagakan relawan dan peralatan darurat untuk mengantisipasi kemungkinan erupsi lebih besar. Sosialisasi kepada warga terus dilakukan, termasuk penyiapan jalur evakuasi jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
BPBD juga mengingatkan pentingnya kearifan lokal yang selama ini jadi pegangan masyarakat sekitar gunung. Warga diajak tetap mengikuti arahan petugas, tidak nekat mendekati zona bahaya, dan memprioritaskan keselamatan diri serta keluarga.
Reaksi Warga Sekitar
Meski sudah terbiasa dengan aktivitas Semeru, warga tetap merasa waswas. Banyak yang memilih untuk selalu menyiapkan tas darurat berisi dokumen penting, makanan instan, dan pakaian, sebagai antisipasi jika harus mengungsi sewaktu-waktu.
Beberapa warga juga melaporkan adanya getaran kecil sebelum erupsi terjadi. Hal ini memperkuat kepercayaan mereka bahwa gunung akan memberi tanda sebelum mengeluarkan aktivitas besar. Namun, tetap saja informasi dari pos pantau dianggap lebih bisa diandalkan.
Kesimpulan: Semeru Perlu Diwaspadai, Tapi Jangan Panik
Dengan Gunung Semeru erupsi 4 kali hari ini, jelas terlihat bahwa aktivitas vulkanik masih dinamis. Status Waspada menunjukkan potensi bahaya ada, meski belum pada tahap darurat. Masyarakat perlu siaga tanpa harus panik berlebihan.
Harapan dan Imbauan ke Depan
Ke depan, diharapkan masyarakat tetap patuh terhadap rekomendasi PVMBG. Gunung Semeru akan terus diawasi 24 jam penuh, dan setiap informasi resmi harus dijadikan pedoman. Kesiapsiagaan warga jadi kunci utama agar tidak ada korban jiwa jika aktivitas meningkat.