AQUA Luruskan Disinformasi soal Sumber Air, Pajak, dan Dampak Lingkungan
satuhalaman.com – Dalam beberapa minggu terakhir, nama AQUA kembali ramai dibicarakan publik usai beredarnya berbagai informasi di media sosial terkait tudingan eksploitasi sumber air, penghindaran pajak, hingga dampak lingkungan di sekitar area pabrik. Banyak unggahan viral memunculkan persepsi negatif soal aktivitas perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) tertua di Indonesia itu.
Menanggapi hal tersebut, manajemen AQUA akhirnya buka suara. Melalui keterangan resmi yang disampaikan pada Rabu (23/10/2025), pihak perusahaan menegaskan bahwa banyak informasi yang beredar tidak akurat dan tidak mencerminkan fakta di lapangan. AQUA menilai perlu ada pelurusan agar publik mendapat pemahaman yang benar, terutama soal tiga hal utama: sumber air, pajak, dan dampak lingkungan.
Perusahaan menegaskan bahwa sejak berdiri lebih dari 50 tahun lalu, AQUA selalu berkomitmen menjaga keseimbangan antara bisnis dan keberlanjutan lingkungan. “Kami tidak mungkin bertahan selama ini tanpa memastikan air tetap lestari untuk masyarakat dan generasi berikutnya,” ujar juru bicara AQUA.

Fakta tentang Sumber Air AQUA
Salah satu isu yang paling sering dipelintir adalah klaim bahwa AQUA “mengambil air rakyat”. Narasi ini berulang kali muncul di media sosial tanpa dasar data yang jelas. AQUA menegaskan bahwa setiap sumber air yang digunakan perusahaan berasal dari izin resmi pemerintah daerah dan kementerian terkait, serta melalui kajian hidrogeologi yang ketat.
Dalam setiap lokasi pabrik, AQUA bekerja sama dengan lembaga riset dan pihak universitas untuk memetakan daya dukung dan daya tampung air tanah. Proses ini memastikan bahwa pengambilan air dilakukan secara berkelanjutan, tidak mengganggu pasokan air masyarakat, dan sesuai dengan standar konservasi lingkungan.
Selain itu, AQUA juga menanamkan program konservasi air di sekitar area operasional. Misalnya dengan menanam pohon di daerah resapan, membangun sumur resapan, hingga mengedukasi masyarakat soal pentingnya menjaga sumber air bersih. Program ini dilakukan bukan hanya demi kepentingan perusahaan, tapi juga untuk mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar.
Banyak pabrik AQUA bahkan berlokasi di kawasan dengan sistem pengelolaan air bersama. Artinya, masyarakat tetap memiliki akses penuh terhadap sumber air, sementara AQUA memastikan pengambilan dilakukan di zona yang aman secara ekologis. “Kami memastikan setiap tetes air yang kami ambil, kembali ke alam dalam kondisi baik,” jelas pihak manajemen.
Pajak dan Kontribusi Ekonomi AQUA
Isu lain yang ramai dibicarakan adalah tudingan bahwa AQUA tidak membayar pajak sesuai kewajiban. Perusahaan menepis keras tuduhan tersebut dengan menyebut bahwa seluruh kewajiban fiskal telah dipenuhi secara transparan dan diverifikasi langsung oleh otoritas pajak daerah maupun nasional.
Menurut data yang disampaikan AQUA, perusahaan ini menjadi salah satu penyumbang pajak daerah terbesar di beberapa provinsi di mana pabrik mereka beroperasi. Pajak yang dibayarkan mencakup berbagai komponen, mulai dari pajak air permukaan, pajak penghasilan, hingga retribusi daerah.
Tidak hanya itu, keberadaan AQUA turut menciptakan efek ekonomi berantai. Ribuan tenaga kerja lokal terserap di pabrik-pabrik AQUA, sementara ratusan UMKM di sekitar pabrik ikut tumbuh berkat ekosistem bisnis yang tercipta. “Kami bukan hanya mengambil sumber daya alam, tapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat,” ungkap manajemen.
Perusahaan juga secara rutin menjalankan audit eksternal untuk memastikan kepatuhan terhadap seluruh ketentuan fiskal. Laporan keuangan mereka diaudit dan dipublikasikan secara berkala, memperlihatkan bahwa tidak ada praktik penghindaran pajak sebagaimana yang dituduhkan oleh pihak-pihak tertentu.
Komitmen AQUA terhadap Lingkungan
AQUA menjelaskan bahwa keberlanjutan lingkungan adalah inti dari operasional mereka. Perusahaan memiliki prinsip “One Planet. One Health.”, yang berarti setiap aktivitas bisnis harus selaras dengan kelestarian ekosistem.
Dalam praktiknya, AQUA menerapkan program daur ulang plastik (Recycle for Good) yang sudah berjalan di berbagai kota besar di Indonesia. Melalui program ini, AQUA bekerja sama dengan masyarakat, komunitas lingkungan, dan startup pengelola sampah untuk mengumpulkan serta mengolah botol plastik bekas menjadi bahan daur ulang.
Hingga 2025, AQUA menargetkan seluruh kemasan produk mereka bisa 100% dapat didaur ulang. Komitmen ini sejalan dengan kebijakan ekonomi sirkular dan target pemerintah dalam mengurangi sampah plastik di laut.
Di sisi lain, AQUA juga aktif menjalankan program pelestarian daerah tangkapan air (DTA) di berbagai daerah seperti Sukabumi, Klaten, dan Mataram. Program ini melibatkan masyarakat setempat dalam penanaman pohon, pembangunan biopori, hingga pelatihan pengelolaan air bersih.
“Konservasi bukan cuma slogan. Ini bagian dari DNA kami,” kata perwakilan AQUA dalam konferensi pers. Mereka menegaskan bahwa klaim soal kerusakan lingkungan akibat operasional pabrik tidak memiliki bukti ilmiah dan bertentangan dengan hasil pemantauan independen.
Transparansi dan Kolaborasi Jadi Kunci
AQUA menyadari bahwa di era digital, disinformasi dapat menyebar sangat cepat. Karena itu, perusahaan kini lebih aktif membuka data kepada publik. Mereka rutin mengadakan open factory visit, di mana masyarakat, jurnalis, dan mahasiswa dapat melihat langsung proses pengambilan dan pengelolaan air di pabrik.
Melalui keterbukaan ini, AQUA berharap publik bisa menilai sendiri bagaimana proses yang dilakukan perusahaan sesuai standar lingkungan dan etika industri. Transparansi menjadi cara terbaik untuk mematahkan tuduhan tanpa dasar yang sering muncul di ruang digital.
Selain itu, AQUA juga mengajak kolaborasi dengan komunitas lingkungan dan akademisi untuk menciptakan solusi berbasis sains terhadap isu air dan sampah plastik. Pendekatan ini menegaskan bahwa keberlanjutan tidak bisa dikerjakan sendirian.
Klarifikasi yang Perlu Didengar
Pada akhirnya, pelurusan informasi ini menjadi penting agar publik tidak tersesat oleh narasi yang menyesatkan. AQUA menegaskan kembali tiga poin utama: sumber air dikelola dengan izin resmi dan prinsip keberlanjutan, pajak dibayar penuh dan diverifikasi, serta dampak lingkungan dikendalikan melalui program konservasi.
Perusahaan juga menegaskan keterbukaannya terhadap kritik yang membangun, selama berbasis data dan fakta. “Kami siap berdialog, bukan berdebat,” kata manajemen menutup pernyataan resmi mereka.
Dengan berbagai klarifikasi dan bukti transparansi, AQUA luruskan disinformasi sumber air yang sempat viral, dan menegaskan posisinya sebagai perusahaan yang tidak hanya menjual air, tapi juga menjaga masa depan sumber daya air Indonesia.