Ari Sihasale Gabung Komite Percepatan Pembangunan Otsus Papua
satuhalaman.com – Aktor sekaligus produser film, Ari Sihasale, kembali jadi sorotan publik. Kali ini bukan karena karya layar lebarnya, tapi karena penunjukannya sebagai anggota Komite Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus (Otsus) Papua. Keputusan ini membuat namanya kembali mencuat ke ruang publik, apalagi dia juga masih menjabat sebagai Komisaris di salah satu BUMN.
Langkah pemerintah melibatkan figur publik seperti Ari Sihasale dianggap sebagai upaya memperkuat komunikasi dan pendekatan sosial dalam pelaksanaan Otsus Papua. Latar belakangnya sebagai putra daerah Papua serta rekam jejaknya di dunia seni dianggap mampu membantu menjembatani aspirasi masyarakat dengan kebijakan pusat.
Banyak pihak menilai, keputusan ini bisa membawa warna baru dalam strategi percepatan pembangunan di Tanah Papua. Ari Sihasale dinilai punya kedekatan emosional dan pemahaman yang kuat terhadap karakter sosial dan budaya Papua, dua hal yang sering kali luput dalam pendekatan pembangunan selama ini.
Latar Belakang Ari Sihasale dan Kiprahnya di Dunia Publik
Ari Sihasale dikenal publik lewat karier panjangnya di dunia hiburan. Bersama sang istri, Nia Zulkarnaen, ia mendirikan rumah produksi Alenia Pictures yang banyak mengangkat tema sosial dan budaya Indonesia Timur.
Selain dunia film, Ari Sihasale juga aktif di berbagai kegiatan sosial, terutama di bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat Papua. Kiprahnya membuat dia sering diundang dalam forum pembangunan daerah maupun acara kebangsaan.
Penunjukannya sebagai anggota Komite Otsus Papua dianggap bukan sekadar simbolis. Ia sudah terlibat dalam sejumlah inisiatif lokal yang berfokus pada pengembangan ekonomi kreatif di Papua, terutama di sektor pariwisata dan film.
“Saya merasa terpanggil untuk ikut berkontribusi membangun Tanah Papua. Ini bukan soal jabatan, tapi tanggung jawab moral,” ungkap Ari Sihasale dalam salah satu wawancaranya.
Peran Komite Percepatan Pembangunan Otsus Papua
Komite ini dibentuk sebagai bagian dari strategi nasional untuk memastikan dana Otsus benar-benar efektif. Fokusnya bukan hanya infrastruktur fisik, tapi juga pembangunan SDM, pemberdayaan ekonomi lokal, serta peningkatan layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan.
Dalam struktur Komite, anggota yang berasal dari berbagai latar belakang — mulai dari birokrat, akademisi, hingga figur publik — diharapkan bisa memberi masukan konkret. Ari Sihasale termasuk di antara nama-nama yang diundang karena pengalaman sosial dan kemampuannya berinteraksi dengan masyarakat akar rumput.
Pemerintah menegaskan, kehadiran publik figur di Komite bukan sekadar formalitas. Mereka diharapkan membawa perspektif baru dan menjembatani komunikasi antara pemerintah pusat dan masyarakat Papua yang sering kali terhambat oleh kesenjangan informasi maupun kepercayaan.
“Kami ingin pembangunan Papua berjalan inklusif dan partisipatif. Figur seperti Ari Sihasale bisa membantu menjembatani itu,” ujar salah satu pejabat Kementerian terkait.
Reaksi Publik dan Tanggapan Masyarakat Papua
Masuknya nama Ari Sihasale ke dalam Komite ini mendapat berbagai reaksi. Sebagian besar masyarakat Papua menyambut positif, terutama karena figur Ale (sapaan akrabnya) sudah dikenal sebagai tokoh yang aktif memperjuangkan Papua lewat karya film dan kegiatan sosial.
Namun, ada juga yang menilai bahwa keberhasilan Komite ini tidak bisa bergantung pada figur, melainkan hasil kerja nyata di lapangan. Mereka berharap kehadiran Ari Sihasale tidak hanya menjadi simbol representasi Papua, tapi juga motor penggerak program konkret di masyarakat.
Di sisi lain, sejumlah tokoh pemuda dan mahasiswa Papua mengapresiasi langkah pemerintah melibatkan tokoh muda dan populer. Mereka menilai hal ini bisa memperkuat partisipasi generasi muda dalam mendukung pelaksanaan Otsus.
Jabatan Ganda: Komisaris BUMN dan Anggota Komite Otsus
Selain posisinya di Komite, Ari Sihasale masih tercatat sebagai Komisaris Independen di salah satu BUMN sektor transportasi. Hal ini sempat menimbulkan perbincangan di media sosial, mengingat banyak publik figur yang kini aktif di jabatan publik maupun perusahaan pelat merah.
Namun, secara aturan, jabatan ganda ini masih diperbolehkan selama tidak menimbulkan konflik kepentingan atau tumpang tindih tugas. Sumber dari internal BUMN menyebut, Ale akan tetap menjalankan fungsi komisaris seperti biasa tanpa meninggalkan tanggung jawab di posisi barunya.
Publik menyoroti fenomena ini sebagai tanda bahwa pemerintah mulai mempercayai figur dari luar birokrasi untuk ikut terlibat dalam pembangunan nasional, termasuk di daerah sensitif seperti Papua.
Tantangan Besar: Implementasi dan Kepercayaan Publik
Membangun Papua bukan pekerjaan singkat. Selain infrastruktur, masalah utama adalah kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah pusat yang seringkali menurun akibat komunikasi yang tidak efektif. Di sinilah peran figur seperti Ari Sihasale menjadi penting.
Dengan latar belakang seni dan budaya, ia bisa membawa pendekatan yang lebih humanis. Tantangannya adalah memastikan bahwa program percepatan pembangunan benar-benar menyentuh kebutuhan dasar masyarakat dan bukan hanya proyek seremonial.
Ari sendiri menyebut akan fokus pada pengembangan ekonomi kreatif dan pendidikan berbasis kearifan lokal. Langkah ini dianggap sejalan dengan semangat Otsus yang menekankan kemandirian daerah.
“Kita harus ubah cara pandang. Pembangunan Papua bukan cuma soal dana, tapi soal keberpihakan dan kepercayaan,” ucapnya.
Harapan Pemerintah dan Prospek ke Depan
Kehadiran Komite Percepatan Pembangunan Otsus Papua menjadi bagian dari evaluasi besar terhadap efektivitas Otsus tahap kedua. Pemerintah menargetkan peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) Papua dan Papua Barat dalam lima tahun ke depan.
Ari Sihasale bersama anggota lain diharapkan bisa memperkuat komunikasi lintas sektor dan mempercepat sinkronisasi program pusat-daerah. Jika berjalan konsisten, keberadaan figur publik di struktur ini bisa memperbaiki citra pemerintah di mata masyarakat Papua.
Pakar kebijakan publik menilai, pendekatan sosial-kultural yang dibawa Ari Sihasale bisa jadi pelengkap penting bagi pendekatan struktural dan birokratis. Dengan begitu, hasilnya bisa lebih terasa dan berkelanjutan.
Figur Publik di Jalur Pembangunan Papua
Masuknya Ari Sihasale ke Komite Percepatan Pembangunan Otsus Papua menunjukkan langkah baru pemerintah dalam melibatkan publik figur berpengaruh. Pendekatan ini diharapkan mampu memperkuat jembatan komunikasi antara pusat dan masyarakat lokal.
Tantangan Masih Panjang, Tapi Arah Positif
Tantangan di Papua masih besar — dari pemerataan ekonomi hingga kepercayaan publik. Namun, dengan keterlibatan figur seperti Ari Sihasale yang punya komitmen dan kedekatan emosional dengan tanah kelahirannya, langkah ini bisa menjadi awal perubahan nyata.