satuhalaman.com – Sejak Sabtu malam, hujan deras mengguyur wilayah Lumajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sehingga memicu banjir besar di beberapa desa. Salah satu yang terdampak parah adalah Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono, di mana warga terpaksa dievakuasi menggunakan perahu karet karena genangan air naik cepat.
Ketinggian air dilaporkan mencapai antara 80 hingga 150 sentimeter, bahkan ada laporan hingga 1,5 meter di tiga RW. Kondisi ini membuat banyak rumah terendam dan akses jalan diblokir, sehingga kendaraan tak bisa lewat dan evakuasi normal sulit dilakukan.

Dampak banjir di Lumajang
Hujan dengan intensitas tinggi sejak Sabtu sore membuat sejumlah sungai dan saluran air di Lumajang meluap. Di Desa Kutorenon misalnya, tiga RW — yakni RW 08, RW 09, dan RW 10 — dilaporkan terdampak. Genangan air setinggi ±1,5 meter menyebabkan sebagian rumah terendam hingga separuh bangunan, membuat aktivitas warga lumpuh dan banyak orang terpaksa mengungsi.
Banjir juga menyebabkan jalan desa tidak bisa dilewati kendaraan. Beberapa warga harus berjalan melalui air dalam atau diterobos kondisi berbahaya untuk menyelamatkan barang atau keluarganya. Sebagai contoh, satu warga sampai menggendong sepeda motor agar bisa melewati genangan dan pulang ke rumah demi memastikan keluarganya selamat.
Evakuasi warga dengan perahu karet
Karena jalan tidak bisa digunakan kendaraan biasa, tim gabungan — termasuk BPBD Lumajang — dikerahkan untuk evakuasi menggunakan perahu karet. Petugas menyisir lokasi terdampak, memprioritaskan anak-anak, lansia, dan warga yang terjebak di dalam rumah. Logistik berupa makanan siap saji, air mineral, dan perlengkapan darurat mulai didistribusikan.
Evakuasi lewat perahu memang nampak sebagai pilihan darurat karena akses darat terputus dan genangan tinggi. Konsepnya: alihkan warga ke lokasi yang lebih aman sambil meminimalkan risiko tambahan dari arus air deras atau kondisi banjir yang memburuk.
Penyebab dan kondisi cuaca
Menurut laporan media, hujan deras yang mengguyur wilayah Lumajang sejak Sabtu malam menjadi pemicu utama. Selain itu, kondisi beberapa sungai dan saluran air mungkin sudah padat atau pendangkalan terjadi, sehingga saat hujan deras terjadi, aliran menjadi cepat meluap.
Cuaca ekstrem seperti ini menjadi pengingat bahwa daerah rawan banjir — terutama saat musim hujan atau saat curah hujan meningkat secara signifikan — harus meningkatkan kewaspadaan. Warga di Lumajang diimbau tetap alert terhadap kemungkinan banjir susulan.
Tantangan penanganan pasca-banjir
Setelah air perlahan surut, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Rumah-rumah yang terendam perlu dicek kondisi listrik, keamanan struktur, dan kebersihan agar tidak jadi tempat berkembangnya penyakit. Warga yang mengungsi perlu logistik dan tempat aman.
Selain itu, akses ke beberapa lokasi masih terhambat, sehingga distribusi bantuan dan pemulihan memakan waktu. Tim BPBD dan relawan harus memastikan bahwa para terdampak mendapat bantuan dan lokasi evakuasi serta distribusi logistik berjalan efektif.
Kejadian ini juga menimbulkan risiko kesehatan seperti infeksi air, penyakit kulit, diare atau penyakit yang dipicu kondisi lembab dan genangan air. Edukasi kepada warga agar menjaga kebersihan, memerhatikan sanitasi, dan menjaga kondisi lingkungan sangat penting.
Penutup
Penanganan darurat banjir di Lumajang ini menunjukkan betapa cepatnya kondisi bisa berubah ketika curah hujan ekstrem terjadi. Evakuasi dengan perahu karet menjadi pilihan karena akses darat tidak memungkinkan lagi. Warga dan pengelola kebencanaan harus bersiap menghadapi skenario terburuk, memperkuat sistem peringatan dini, dan memastikan logistik serta jalur evakuasi aman.
Langkah ke depan
Untuk ke depan, beberapa hal harus diperkuat:
-
Pemerintah kabupaten dan desa perlu memperbaharui peta rawan banjir dan mengidentifikasi titik-titik kritis.
-
Perawatan dan pemeliharaan saluran air, pendangkalan sungai, dan drainase harus rutin dilakukan agar saat hujan deras tiba tidak langsung meluap.
-
Skema evakuasi alternatif seperti perahu karet atau transportasi air harus disiapkan di area rawan.
-
Warga harus diberi sosialisasi dan pelatihan bagaimana menyikapi banjir: kapan harus segera evakuasi, apa yang harus dibawa, bagaimana memantau elevasi air di sekitar rumah.
Dengan persiapan yang matang, dampak banjir seperti yang menimpa Lumajang bisa di-mitigasi. Warga, pemerintah daerah, dan tim kebencanaan harus bekerja sama agar kejadian serupa di masa mendatang bisa ditangani lebih cepat dan lebih efektif.