Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, 3 Bandara Lumpuh Total Akibat Abu Vulkanik
satuhalaman.com – Indonesia kembali diguncang kabar bencana alam setelah erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, melumpuhkan tiga bandara sekaligus. Letusan yang terjadi mendadak pada Minggu pagi itu memuntahkan abu vulkanik pekat hingga ketinggian ribuan meter, membuat penerbangan di wilayah sekitar terpaksa dihentikan untuk sementara.
Situasi ini langsung menyedot perhatian publik. Tidak hanya karena dampaknya pada transportasi udara, tapi juga karena ribuan warga di sekitar kaki gunung harus dievakuasi ke tempat aman. Erupsi ini menjadi peringatan keras betapa aktifnya jalur cincin api Indonesia yang memang menyimpan potensi bencana besar setiap saat.
Kronologi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Gunung Lewotobi Laki-Laki, salah satu gunung kembar di Flores Timur, menunjukkan peningkatan aktivitas sejak beberapa pekan terakhir. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebelumnya sudah mengeluarkan peringatan waspada, namun puncak letusan kali ini tetap membuat masyarakat sekitar terkejut.
Erupsi terjadi sekitar pukul 07.00 WITA dengan kolom abu mencapai ketinggian lebih dari 3.000 meter. Suara gemuruh terdengar hingga radius 20 kilometer, disertai getaran kecil yang dirasakan warga. Hujan abu dengan cepat menyelimuti beberapa kecamatan terdekat, memaksa warga untuk menggunakan masker dan mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Tim SAR gabungan bersama aparat TNI dan Polri bergerak cepat membantu evakuasi. Posko darurat didirikan untuk menampung warga terdampak, sementara pihak berwenang terus memantau perkembangan aktivitas gunung yang masih belum stabil.
Dampak Serius: 3 Bandara Lumpuh Total
Dampak paling nyata dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki kali ini adalah lumpuhnya tiga bandara utama di wilayah NTT. Ketiga bandara itu adalah:
-
Bandara Frans Seda Maumere
Abu vulkanik tebal menutupi landasan pacu, membuat aktivitas penerbangan terhenti. Beberapa jadwal penerbangan domestik terpaksa dibatalkan. -
Bandara Gewayantana Larantuka
Lokasinya yang relatif dekat dengan Gunung Lewotobi membuat kondisi bandara tidak memungkinkan untuk melayani penerbangan. -
Bandara H. Hasan Aroeboesman Ende
Walau jaraknya lebih jauh, abu vulkanik tetap mencapai area ini. Demi keselamatan, otoritas bandara menghentikan semua aktivitas.
Penutupan tiga bandara ini membuat mobilitas warga terganggu. Banyak penumpang yang terpaksa menunda perjalanan, bahkan ada yang harus mencari alternatif transportasi laut. Maskapai penerbangan pun mengalami kerugian cukup besar akibat pembatalan dan penundaan penerbangan.
Respons Pemerintah dan Badan Terkait
Pemerintah pusat dan daerah langsung mengaktifkan status darurat bencana. BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) menurunkan bantuan logistik berupa masker, tenda darurat, dan kebutuhan pokok lainnya. Menteri Perhubungan juga menyampaikan bahwa keselamatan menjadi prioritas utama, sehingga penghentian penerbangan adalah langkah yang tak bisa ditawar.
PVMBG masih terus melakukan pengamatan intensif terhadap aktivitas gunung. Hingga kini, status gunung berada pada level siaga, dengan potensi erupsi susulan yang belum bisa diprediksi secara pasti. Pemerintah daerah mengimbau masyarakat agar tetap berada di luar radius berbahaya sejauh 5 kilometer dari kawah.
Selain itu, Kementerian Sosial turut menyalurkan bantuan untuk pengungsi, termasuk layanan trauma healing bagi anak-anak yang terdampak. Sementara itu, TNI/Polri membantu menjaga keamanan agar evakuasi berjalan lancar tanpa gangguan.
Dampak Sosial dan Ekonomi yang Ditimbulkan
Tidak hanya penerbangan, erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki juga memberi dampak besar pada kehidupan sehari-hari masyarakat. Ribuan hektar lahan pertanian terancam gagal panen akibat tertutup abu vulkanik. Peternakan pun terganggu, karena banyak hewan ternak yang mengalami gangguan pernapasan.
Dari sisi ekonomi, aktivitas perdagangan di daerah sekitar ikut lumpuh. Jalan raya yang menghubungkan antarwilayah dipenuhi abu, membuat jarak tempuh lebih lama dan berisiko bagi pengendara. Kondisi ini membuat harga kebutuhan pokok mulai naik karena distribusi terganggu.
Sementara itu, sektor pariwisata yang menjadi salah satu andalan Flores Timur juga terdampak. Sejumlah hotel dan tempat wisata mengalami pembatalan reservasi karena akses transportasi yang terbatas.
Catatan Sejarah Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Gunung Lewotobi Laki-Laki bukan pertama kalinya mengalami erupsi. Sejarah mencatat beberapa kali letusan besar terjadi di masa lalu, termasuk pada tahun 1935, 1951, dan 2003. Setiap kali erupsi, dampaknya hampir selalu besar bagi warga sekitar.
Keunikan gunung ini terletak pada posisinya yang berdampingan dengan Gunung Lewotobi Perempuan. Keduanya kerap disebut sebagai “Gunung Kembar” yang menyimpan energi vulkanik besar. Meski demikian, aktivitas Lewotobi Laki-Laki cenderung lebih sering meningkat dibanding kembarannya.
Pengetahuan sejarah ini penting agar masyarakat lebih siap menghadapi potensi erupsi di masa depan. Peringatan dini dan sistem evakuasi harus terus diperkuat demi meminimalisasi korban.
Erupsi yang Jadi Peringatan Serius
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang melumpuhkan tiga bandara ini menjadi pengingat nyata betapa rentannya wilayah Indonesia terhadap bencana vulkanik. Dampaknya terasa luas, mulai dari transportasi, ekonomi, hingga kehidupan sosial masyarakat.
Harapan dan Langkah Ke Depan
Meski situasi masih belum sepenuhnya pulih, langkah cepat pemerintah, BNPB, PVMBG, dan masyarakat menunjukkan bahwa gotong royong tetap jadi kunci menghadapi bencana. Harapannya, aktivitas gunung segera mereda, bandara kembali beroperasi, dan masyarakat bisa melanjutkan aktivitas normal tanpa ancaman abu vulkanik.